Berita Update

(Terbaru)
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri saat diwawancarai disela-sela peninjauan di Tenggarong. (garispena)

KUTAI KARTENAGARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) menargetkan seluruh desa di wilayahnya akan terhubung dengan jaringan internet gratis pada tahun 2026.

Program ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan pemerataan akses digital hingga ke tingkat Rukun Tetangga (RT).

Bupati Kukar Aulia Rahman Basri mengatakan, program bertajuk Internet Desa Gratis ini dirancang agar tidak ada lagi wilayah yang tertinggal dalam hal konektivitas digital.

Akses internet, menurutnya, kini telah menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat, baik untuk pendidikan, pelayanan publik, maupun pengembangan ekonomi digital di pedesaan.

“Program ini memastikan seluruh desa memiliki akses internet. Anggarannya sudah kita siapkan, tinggal menyusun kebijakan dan menyesuaikan dengan kondisi teknis di lapangan,” ujar Aulia, Rabu (22/10).

Ia mengakui, pelaksanaan program menghadapi beberapa tantangan teknis. Salah satunya terkait penggunaan layanan Starlink, yang sebelumnya digunakan di Desa Sungai Bawang, Kecamatan Anggana. Namun, layanan tersebut kini sudah tidak lagi tersedia untuk kategori rumah tangga.

“Kami sedang berdiskusi dengan pihak penyedia layanan untuk mencari solusi alternatif. Kalau Starlink tidak bisa, kita akan cari provider lain yang mampu menjangkau hingga ke pelosok,” terangnya.

Aulia menambahkan, ke depan program ini akan diintegrasikan dengan skema dana Rp150 juta per RT, agar setiap RT dapat menyesuaikan kebutuhan konektivitasnya secara mandiri.

“Satu RT rata-rata memiliki 50 sampai 300 kepala keluarga. Dengan skema ini, RT bisa mengatur dan berlangganan sesuai kebutuhan masing-masing,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kukar Solihin, melalui Kabid Aplikasi dan Informatika Ery Hariyono, menyampaikan bahwa tahun 2025 difokuskan untuk pemetaan digital desa sebagai tahap awal implementasi program.

“Kita harus presisi sejak awal. Kondisi tiap desa berbeda. Bahkan di wilayah perkotaan pun masih ada yang sinyalnya tidak stabil, terutama di daerah perbukitan,” ujarnya.

Menurut Ery, hasil pemetaan akan menjadi dasar pelaksanaan program pada 2026 agar penyaluran perangkat dan jaringan internet dapat dilakukan secara tepat sasaran.

“Tahun ini pemetaan, tahun depan implementasi. Harapannya, tidak ada lagi warga Kukar yang kesulitan mengakses internet,” pungkasnya. (ADV/Prokom Kukar)

Penulis: Fjr/Garispena.co