Berita Update

(Terbaru)
Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji

Samarinda - Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Seno Aji, mengungkap secara langsung sejumlah poin penting dalam pembahasan terkini proyek jembatan penghubung antara Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). 

Proyek yang digadang-gadang menjadi infrastruktur kunci menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) itu kini masih tertahan pada tahap evaluasi desain oleh kementerian teknis di pemerintah pusat.

“Desain yang diajukan sebelumnya ternyata masih memiliki kendala teknis, terutama soal ketinggian jembatan yang dinilai belum aman untuk dilalui kapal-kapal besar di Teluk Balikpapan,” ujar Seno Aji, Rabu (9/7/25).

Ia menjelaskan bahwa jalur pelayaran di wilayah teluk tersebut merupakan rute aktif bagi kapal-kapal bertonase besar. Maka dari itu, pemerintah pusat tidak bisa langsung mengeksekusi proyek tanpa memastikan desainnya kompatibel dengan kebutuhan lalu lintas laut.

“Ini bukan sekadar pembangunan jembatan biasa. Kita harus menjaga keseimbangan antara kebutuhan darat dan laut. Karena itu, salah satu opsi yang sedang kami diskusikan adalah penggunaan model jembatan buka-tutup, seperti yang digunakan di San Francisco,” tutur Seno.

Menurutnya, opsi itu memungkinkan mobilitas kapal tetap berjalan normal, sembari menyediakan jalur darat yang lebih efektif untuk konektivitas Balikpapan–PPU.

Namun, ia juga menegaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan pemerintah pusat.

“Kami dari Pemprov Kaltim sudah menyerahkan DED (Detail Engineering Design), dan kini menunggu hasil revisi dari kementerian terkait. Belum ada keputusan final soal model jembatan apa yang akan digunakan,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Seno juga menyoroti kondisi saat ini di mana masyarakat masih bergantung pada Jembatan Pulau Balang maupun transportasi laut seperti feri dan klotok untuk menyebrang.

“Jembatan Pulau Balang memang membantu, tapi belum terhubung langsung ke pusat Balikpapan dan kawasan industri seperti Buluminung di PPU. Karena itu, kami tetap mendorong satu jembatan lagi yang langsung menghubungkan dua wilayah ini,” jelasnya.

Seno menyebutkan, pembangunan jembatan permanen ini sangat strategis, terutama untuk mendukung kelancaran logistik, efisiensi perjalanan, dan akselerasi pembangunan kawasan penyangga IKN.

Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan waktu untuk pertemuan lanjutan dengan kementerian teknis. 

Seno berharap proyek ini tidak kembali tertunda oleh proses birokrasi yang berkepanjangan.

“Kami ingin proyek ini tidak sekadar menjadi wacana yang terus diulang dari tahun ke tahun. Harus ada keputusan konkret, karena kebutuhan masyarakat dan urgensi pembangunannya semakin mendesak,” pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kaltim)

Penulis: Difa/Garispena.co