Berita Update

(Terbaru)
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji

Samarinda -  Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim )menggulirkan strategi baru dalam memperkuat ekonomi pedesaan dengan menjadikan koperasi desa sebagai motor utama pertumbuhan berbasis potensi lokal. 

Langkah ini tak sekadar menciptakan unit usaha kolektif, melainkan menjadi pondasi ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan hingga ke tingkat akar rumput.

Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, menyampaikan bahwa koperasi desa bukan lagi dipandang sebagai pelengkap, tetapi sebagai elemen vital dalam menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat. 

Ia menekankan bahwa koperasi harus mampu tumbuh sebagai lembaga usaha produktif yang dikelola secara profesional, bukan hanya sebagai wadah simpan-pinjam tradisional.

“Kita ingin desa menjadi pusat kekuatan ekonomi yang mandiri. Koperasi adalah kendaraan untuk mewujudkan itu. Kalau dikelola dengan baik, koperasi bisa membuka lapangan kerja, menggerakkan sektor unggulan desa, dan meningkatkan pendapatan asli desa,” ujar Seno, Rabu (16/7/2025).

Kaltim sendiri memiliki lebih dari 800 desa yang sebagian besar memiliki potensi ekonomi yang belum tergarap maksimal. Pertanian, peternakan, perikanan, hingga kerajinan lokal dinilai bisa menjadi sektor penggerak, asalkan dikelola melalui skema kelembagaan yang tepat salah satunya koperasi.

Namun, tantangan terbesar dalam pengembangan koperasi saat ini adalah persoalan permodalan. Untuk itu, Pemprov Kaltim mulai merumuskan skema pembiayaan alternatif di luar APBD. 

Pendekatan kolaboratif dengan bank milik negara dan bank daerah pun mulai dijajaki, agar koperasi desa bisa mengakses dana dengan pola yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan lokal.

“Jangan sampai koperasi terus-menerus tergantung pada bantuan pemerintah daerah. Kita sedang bangun mekanisme agar koperasi bisa terhubung langsung dengan sumber pendanaan dari sektor keuangan nasional,” tuturnya.

Ia menambahkan, koperasi yang kuat akan menjadi penghubung antara potensi lokal dengan pasar yang lebih luas. Bukan hanya berfungsi secara ekonomi, tapi juga sebagai penggerak sosial yang mampu mengubah pola pikir masyarakat desa menjadi lebih produktif dan kolektif.

Transformasi koperasi desa ini juga menjadi bagian dari komitmen Kaltim dalam memperluas dampak pembangunan secara merata. Alih-alih terus bergantung pada industri besar, Pemprov ingin pembangunan ekonomi juga digerakkan dari sektor mikro, dengan koperasi sebagai jantung penggeraknya.

“Kami ingin pembangunan tak hanya dinikmati di pusat-pusat kota. Koperasi bisa jadi jembatan agar desa tidak lagi jadi penonton dalam gerak ekonomi. Desa harus jadi pelaku utama,” tegas Seno.

Dengan arah kebijakan ini, Kaltim menandai babak baru pembangunan ekonomi yang lebih adil dan berbasis kekuatan lokal. Pemerintah optimistis, jika koperasi desa diberi ruang tumbuh, desa tak hanya bisa berdiri sendiri  tapi juga menjadi pilar pertumbuhan ekonomi provinsi ke depan. (ADV/Diskominfo Kaltim)

Penulis: Difa/Garispena.co