Berita Update

(Terbaru)
Dialog antara Aliansi Peduli Kutai Kartanegara dengan Pemkab di Kantor Bupati Kukar. (garispena)

KUTAI KARTANEGARA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) menegaskan komitmennya untuk memperluas pemberdayaan musisi, komunitas seni, dan pelaku kreatif lokal dalam berbagai agenda resmi daerah.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya Pemkab mewujudkan misi pembangunan daerah yang inklusif dan berpihak pada talenta lokal.

Komitmen tersebut disampaikan setelah Pemkab Kukar menerima aspirasi dari Aliansi Peduli Kutai Kartanegara, Kamis (20/11) di Kantor Bupati Kukar. Aspirasi diterima oleh Asisten II Setkab Kukar Ahyani Fadiannur Diani bersama Plt Kepala Dinas Pariwisata Kukar Arianto.

Aspirasi yang disampaikan kelompok masyarakat ini menyoroti pentingnya porsi yang lebih besar bagi musisi lokal dalam penyelenggaraan event, bukan hanya menampilkan artis dari luar daerah.

Arianto menegaskan seluruh masukan tersebut langsung menjadi perhatian Pemkab.

“Penyampaian aspirasi dari teman-teman aliansi dan masyarakat tadi menunjukkan bahwa kegiatan di daerah ini memang memerlukan sinergi dan kolaborasi,” ujarnya.

Ia menyatakan bahwa Pemkab Kukar berupaya memberi ruang lebih luas untuk generasi kreatif Kukar.

“Ke depan, tidak menutup kemungkinan anak-anak muda kita juga akan sering mengundang talent nasional. Prinsipnya, kami mengakomodasi dan menerima aspirasi tersebut. Insyaallah kami akan membuat konsep yang lebih baik agar ada keadilan dalam setiap penyelenggaraan event,” tambahnya.

Arianto menyebut konsep baru event daerah akan disusun lebih matang, termasuk melalui pemetaan kebutuhan komunitas seni.

“Data dan informasi mengenai kebutuhan mereka akan menjadi bahan utama penyusunan konsep ke depan,” katanya.

Terkait Tingkilan Fest, Arianto mengatakan jumlah talent lokal yang tampil masih dibahas bersama.

“Intinya, dalam event Tingkilan nanti, teman-teman pelaku seni akan kami akomodasi. Namun detailnya masih menunggu perundingan internal,” terangnya.

Ia menegaskan bahwa keselarasan dengan tema budaya tetap menjadi acuan.

“Karena event ini mengangkat musik tingkilan, maka grup seni yang tampil harus sesuai tema agar tidak keluar dari konteks,” jelasnya.

Arianto juga menjelaskan alasan pembatalan event Kukar Land, yang semula dijadwalkan digelar tahun ini.

“Perhitungan internal menunjukkan bahwa efisiensi anggaran dari kegiatan Kukar Land cukup untuk menyelenggarakan event setara Tingkilan Fest sekaligus mengakomodasi grup seni lokal,” ungkapnya.

Namun, besaran anggaran belum dapat dipublikasikan. “Jumlahnya belum bisa kami sampaikan secara pasti. Yang jelas, anggaran tersebut berasal dari efisiensi kegiatan Kukar Land yang dibatalkan,” tandasnya. (ADV/Prokom Kukar)

Penulis: Fjr/Garispena.co