Berita Update

(Terbaru)
Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin

Samarinda - Upaya mewujudkan swasembada pangan di Kalimantan Timur terus menjadi perhatian serius seiring meningkatnya kebutuhan pangan dan terbatasnya lahan produktif yang tersedia. Di tengah kondisi tersebut, pemanfaatan lahan kritis dan bekas tambang dinilai sebagai peluang strategis yang belum tergarap maksimal.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Muhammad Husni Fahruddin, menilai banyak area tidak produktif yang sebenarnya memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi sentra pertanian baru.

Menurutnya, terobosan dalam pengelolaan lahan menjadi kunci agar program swasembada pangan tidak hanya sekadar slogan, tetapi benar-benar terwujud di lapangan.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini Pemprov Kaltim tengah membuka ruang seluas-luasnya bagi investor untuk memperkuat sektor pertanian, termasuk dalam pengembangan lahan tidur di sejumlah wilayah, seperti Kutai Kartanegara dan Mahakam Ulu. Langkah ini diyakini dapat mengakselerasi ketersediaan lahan tanam sekaligus menumbuhkan pusat-pusat produksi baru.

“Pemprov sedang mendatangkan investor untuk pengembangan pertanian, termasuk menggarap lahan-lahan yang tidak produktif,” ujarnya, Selasa (9/12/25).

Husni menjelaskan, tantangan utama pertanian di Kaltim selama ini adalah minimnya lahan aktif yang bisa menopang peningkatan produksi. Kondisi itu membuat pemanfaatan lahan bekas tambang dan lahan kritis menjadi alternatif strategis yang tidak bisa lagi diabaikan. Dengan pendekatan reklamasi dan alih fungsi lahan yang tepat, area-area tersebut dapat disulap menjadi kawasan pertanian berkelanjutan.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan bukan hanya soal penyediaan bibit unggul, sarana produksi, atau teknologi pertanian modern. Fondasi terpenting justru ada pada kesiapan lahan yang cukup dan sesuai kebutuhan produksi.

Oleh karena itu, ia memandang penting keterlibatan investor untuk mengisi kesenjangan kapasitas pemerintah dalam mengelola lahan tidur secara masif. Kolaborasi tersebut diharapkan mampu mempercepat transformasi sektor pertanian Kaltim menjadi lebih produktif, modern, dan berdaya saing.

Dengan pemanfaatan lahan tidak produktif secara terukur, Husni optimistis bahwa Kaltim bukan hanya mampu memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di wilayah yang selama ini tertinggal dalam pembangunan sektor pertanian. (ADV/DPRD KALTIM)

Penulis: Diba/Garispena.co