Desa Wisata Sumber Sari Terkendala Akses Jalan Yang Memprihatinkan
Kutai Kartanegara - Pemerintah Desa (Pemdes) Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, menegaskan bahwa persoalan infrastruktur jalan menjadi prioritas utama yang perlu segera ditangani.
Kepala Desa Sumber Sari, Sutarno, menyampaikan bahwa kondisi jalan di wilayahnya masih jauh dari layak, bahkan ada yang sudah puluhan tahun tidak pernah tersentuh pembangunan.
Ia menyebutkan sebagian besar jalan penghubung antar-dusun hingga akses poros desa kini rusak parah. Kondisi ini menjadi hambatan besar bagi masyarakat, terutama dalam mengangkut hasil pertanian dan mendukung potensi wisata desa.
"Jalan produksi pertanian itu saya ingat betul dibangun sejak saya masih kecil. Sekarang saya sudah berusia lebih dari 50 tahun, artinya jalan itu tidak pernah diperbaiki selama puluhan tahun. Kondisinya sangat memprihatinkan," ucapnya di Loa Kulu, Sabtu (19/07/2025).
Pemdes Sumber Sari menyadari bahwa infrastruktur jalan merupakan tolok ukur utama masyarakat dalam menilai keberhasilan pembangunan. Walaupun sektor pertanian dan pariwisata desa terus berkembang, kondisi jalan yang masih rusak membuat penilaian warga terhadap kinerja pemerintahan desa sering kali menurun.
"Walau program lain berjalan baik, tetap saja masyarakat menilai dari kondisi jalan. Kalau jalannya masih jelek, dianggap pemerintah desa tidak berhasil," tegas Sutarno.
Beberapa titik yang masih bermasalah antara lain di ruas Jl. Amat Kasim sepanjang 2,5 kilometer dengan lebar 5 meter, jalan penghubung Desa Sumber Sari ke Desa Sepakat, serta sebagian akses menuju Bukit Biru. Jalan-jalan tersebut sangat vital karena menjadi jalur produksi pertanian sekaligus akses wisata.
Sutarno menambahkan, pemdes tidak memiliki kewenangan penuh dalam perbaikan jalan kabupaten. Dana desa hanya bisa dipergunakan untuk pembangunan skala lokal, sementara perbaikan jalan besar menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten.
"Paling yang bisa kami lakukan hanya swadaya. Warga gotong royong menimbun lubang dengan pasir atau semen, tapi itu hanya bertahan sebentar. Begitu dilewati kendaraan berat, jalan rusak lagi," jelasnya.
Pemdes Sumber Sari pun sudah beberapa kali mengajukan proposal perbaikan jalan kepada pemerintah kabupaten, bahkan setahun bisa dua kali. Namun, realisasi perbaikan masih sangat terbatas.
Sumber Sari tidak hanya dikenal sebagai desa pertanian, tetapi juga sebagai desa wisata dengan destinasi unggulan Bukit Biru. Sayangnya, akses jalan menuju kawasan wisata tersebut masih banyak yang rusak, sehingga berpotensi mengurangi minat pengunjung.
"Bagaimana wisatawan mau datang kalau jalan rusak? Desa wisata seharusnya punya akses jalan yang layak. Kalau ini diperbaiki, pertanian lebih mudah berkembang dan pariwisata juga bisa maju," tutur Sutarno.
Pemdes Sumber Sari berharap adanya perhatian lebih dari pemerintah kabupaten untuk mempercepat perbaikan jalan, terutama yang menjadi jalur utama masyarakat.
"Harapan kami sederhana, perbaikan jalan diprioritaskan agar potensi desa bisa benar-benar maksimal," pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kukar)
Penulis: Yk/Garispena