Berita Update

(Terbaru)
ilustrasi

Samarinda - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kalimantan Timur (Kaltim) kini tidak hanya menjadi pusat pembelajaran, tapi juga aktor penting dalam mendorong ketahanan pangan berbasis komoditas lokal. 

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim meluncurkan inisiatif terobosan dengan menjadikan lahan sekolah termasuk eks tambang sebagai laboratorium agrikultur hidup.

Kepala Bidang SMK Disdikbud Kaltim, Surasa, menyebut bahwa langkah ini bukan hanya bagian dari pendidikan vokasi, tapi juga strategi membekali siswa dengan kemampuan hidup nyata.

“Roh pendidikan bukan sekadar menghafal konsep, tapi menyiapkan anak-anak untuk bisa menjawab persoalan nyata. Salah satunya melalui penguasaan pertanian terintegrasi,” ujarnya, Senin (28/7/25).

Pilot project program ini dilakukan di SMK Al Jabal Nur, Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Sekolah ini mengelola lahan eks tambang untuk ditanami komoditas unggulan Kaltim, yakni pisang grecek varietas lokal yang telah mengantongi tiga sertifikat dari Kementerian Pertanian.

Meski baru ditanam dan belum memasuki masa produktif, hasil awal menunjukkan tanaman mampu tumbuh subur di tanah bekas tambang. 

Ini membuka harapan bahwa lahan marginal pun bisa dimanfaatkan untuk pertanian produktif, jika dikelola dengan pendekatan ilmiah dan edukatif.

Tidak hanya pisang, program ini juga mencakup penanaman jeruk purut dan kayu-kayu endemik seperti Ulin, Kapur, dan Kemiri Sunan. Yang terakhir ini bahkan punya nilai tambah karena buahnya bisa diolah menjadi bahan bakar nabati (biodiesel).

“Kemiri Sunan sangat potensial, meskipun belum bisa dikonsumsi. Kita sedang uji coba kemampuannya sebagai sumber energi terbarukan,” terang Surasa.

Program ini tidak berhenti di penanaman. Ke depan, Disdikbud Kaltim menargetkan pengembangan hingga tahap hilirisasi produk. Artinya, SMK tak hanya menanam, tapi juga akan mengolah dan memasarkan produk, menciptakan ekosistem usaha skala kecil yang berbasis sekolah.

SMK Jabal Nur dipilih karena memiliki keunggulan luas lahan dan kesiapan teknis. 

Diharapkan sekolah ini menjadi titik awal jaringan percontohan yang bisa direplikasi oleh SMK lain di Kaltim, baik negeri maupun swasta.

“Kita ingin menghapus sekat antara sekolah negeri dan swasta. Semua harus punya akses setara terhadap program pendidikan berkualitas,” tegas Surasa.

Program ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa pendidikan bisa berkontribusi langsung terhadap isu strategis nasional seperti ketahanan pangan, pemberdayaan lahan kritis, dan transisi energi. (ADV/Diskominfo Kaltim)

Penulis : Difa/Garispena.co