Pemkab Kukar Pastikan Program Dedikasi Tetap Jalan, Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan Dan Produktivitas Masyarakat
KUTAI KARTANEGARA - Meski Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kutai Kartanegara (Kukar) tahun 2026 diprediksi menurun, Pemerintah Kabupaten Kukar menegaskan bahwa seluruh program dalam Dedikasi Kukar Idaman Terbaik akan tetap dilaksanakan.
Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menyampaikan hal itu usai menghadiri Pemaparan Rencana Kerja dan Anggaran Pemerintah Daerah (RKAPD) 2026 di Pendopo Odah Etam Tenggarong, Kamis (30/10).
Menurut Aulia, kondisi fiskal yang menantang tidak akan menghambat pelaksanaan program prioritas, terutama yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
âRT-ku Terbaik tetap berjalan, karena banyak program yang kita masukkan di sana. Ini baru rumahnya saja,â ujar Aulia.
Bupati menjelaskan bahwa pemerintah daerah kini menerapkan sistem satu pintu data untuk memastikan seluruh program lebih tepat sasaran. Basis data yang digunakan mengacu pada Database Terpadu Sosial Nasional (DTSN), sehingga intervensi program bisa diarahkan kepada warga yang benar-benar membutuhkan.
âKita ingin memastikan masyarakat miskin di Kukar benar-benar tersentuh program pengentasan kemiskinan. Targetnya, kemiskinan ekstrem bisa nol,â tegasnya.
Aulia menambahkan, sebanyak 17 program dedikasi yang termuat dalam visi Kukar Idaman Terbaik akan dijalankan dengan pendekatan berbasis kawasan. Setiap kawasan mendapat alokasi anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakter wilayah.
âMisalnya Rp100 miliar per kawasan, tapi setelah kita breakdown bisa lebih karena menyesuaikan kebutuhan lapangan. Semua program saling terhubung untuk menghasilkan output dan outcome yang nyata,â ujarnya.
Salah satu fokus utama, lanjut Aulia, adalah peningkatan produktivitas petani, nelayan, dan pelaku UMKM. Melalui program pelatihan dan peningkatan kapasitas, pemerintah menargetkan 100 ribu penerima manfaat produktif.
âSetiap penerima bantuan akan kita latih dulu. Misalnya peternak milenial ayam petelur, kita latih dulu 3â5 hari dari hulu ke hilir, baru diberikan bantuan. Jadi dampaknya lebih terasa dan berkelanjutan,â jelasnya.
Aulia menilai, pendekatan berbasis pelatihan dan penguatan kapasitas ini akan membuat program pemerintah lebih terukur dan berdampak langsung terhadap ekonomi warga.
âMemang agak rumit di awal, tapi dengan cara ini hasilnya bisa kita kendalikan dan pantau. Doakan saja, semoga dengan segala keterbatasan kita tetap bisa berjalan sesuai harapan,â pungkasnya. (ADV/Prokom Kukar)
Penulis: Fjr/Garispena.co
