Berita Update

(Terbaru)
Ilustrasi Makan Bergizi Gratis (MBG). (istimewa)

KUTAI KARTANEGARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus memperkuat pelayanan kesehatan dasar masyarakat. 

Tahun ini, sebanyak 827 posyandu dan lebih dari 43 ribu balita disiapkan untuk terlibat dalam program makanan bergizi gratis, salah satu misi unggulan Bupati Kukar Aulia Rahman Basri dalam visi Kukar Idaman Terbaik 2025–2029.

Program ini menjadi langkah strategis Pemkab Kukar dalam pemerataan layanan dasar di bidang kesehatan, terutama bagi kelompok balita dan lansia sebagai upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar, Kusnandar, menjelaskan bahwa dinasnya akan fokus pada dua hal utama: pendampingan kader posyandu serta pengawasan keamanan dan gizi makanan.

“Dinas Kesehatan kebagian dua kegiatan, yaitu pendampingan kader posyandu dan kontrol keamanan serta gizi makanan,” ujarnya di Tenggarong, Rabu (29/10).

Menurut Kusnandar, program ini tidak hanya tentang pemberian makanan bergizi, tetapi juga penguatan kapasitas kader posyandu agar pelayanan di lapangan berjalan efektif dan sesuai standar nasional.

“Fokus kami bukan membagikan makanan langsung, tetapi memperkuat kapasitas kader. Mereka yang akan menjalankan kegiatan di lapangan,” jelasnya.

Berdasarkan dokumen RPJMD Kukar 2025–2029, jumlah sasaran balita penerima manfaat program ini mencapai 43.858 anak pada tahun pertama pelaksanaan, dengan proyeksi peningkatan sekitar 10 persen setiap tahun. Untuk kelompok lansia, penentuan sasaran dilakukan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setkab Kukar.

Sebagai bentuk persiapan, Dinkes akan menggelar pelatihan kader posyandu di seluruh kecamatan, mencakup materi pemantauan pertumbuhan anak, edukasi gizi seimbang, serta tata laksana pelayanan sesuai standar nasional.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, Pemkab Kukar mengalokasikan anggaran Rp112 juta pada 2025 untuk pendampingan kader, yang akan meningkat hingga Rp400,2 juta per tahun mulai 2026.

Sementara untuk kegiatan pengawasan gizi dan keamanan makanan, alokasi mencapai Rp395 juta pada 2026 dan meningkat menjadi Rp491 juta pada 2030.

Kader posyandu juga akan mendapatkan pelatihan penjamah makanan dari petugas sanitarian dan pengawasan langsung dari puskesmas, dengan dukungan teknis Dinkes Kukar.

Kusnandar menegaskan, keberhasilan program sangat bergantung pada partisipasi masyarakat, khususnya dalam ketersediaan kader posyandu di tingkat desa.

“Yang penting ada dulu yang mau jadi kader. Soal kompetensi nanti dilatih, karena ada 25 kompetensi dasar yang wajib dikuasai,” katanya.

Beberapa wilayah, seperti Kecamatan Loa Janan, disebut telah lebih dulu aktif dengan pelatihan kader dan kegiatan penimbangan serentak.

“Mereka sudah memulai penguatan kader posyandu. Secara bertahap daerah lain juga akan menyusul,” tambahnya.

Program Makanan Bergizi Gratis merupakan bagian dari Misi 1 Kukar Idaman Terbaik, yang menitikberatkan pada pemerataan layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.

Melalui pendekatan terintegrasi lintas sektor, Pemkab Kukar menargetkan kualitas pelayanan posyandu semakin merata hingga ke tingkat desa dan mampu menekan kasus gizi buruk secara signifikan. (ADV/Prokom Kukar)

Penulis: Fjr/Garispena.co