Berita Update

(Terbaru)
Ilustrasi Posyandu

Kutai Kartanegara - Pemerintah Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong Seberang, terus berupaya menekan angka stunting melalui penguatan layanan kesehatan masyarakat atau Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Kepala Desa Loa Ulung, Hermi Kuaria, menyebutkan bahwa kader posyandu menjadi garda terdepan dalam pemantauan tumbuh kembang anak.

"Tahun 2024 ada dua anak yang masuk kategori stunting. Tahun ini, 2025, tidak ada yang dinyatakan stunting, tapi ada tiga anak dengan gizi kurang yang harus terus kami pantau," ucapnya di Tenggarong Seberang, Selasa (01/07/2025).

Menurut Hermi, posyandu rutin dilaksanakan setiap bulan, melibatkan kader desa dan ketua rukun tetangga (RT) agar seluruh balita datang untuk ditimbang serta mendapat pendampingan gizi.

Selain layanan kesehatan, pemerintah desa juga fokus pada edukasi pola asuh dan pola makan. Hermi menekankan bahwa mencegah stunting bukan soal makanan mahal, melainkan pola konsumsi yang sehat dan bergizi.

"Kami selalu tanamkan kepada orang tua, makanan bergizi tidak harus daging setiap hari. Telur puyuh, sayuran, atau makanan sederhana pun bisa memenuhi gizi anak jika diolah dengan baik dan bersih," jelasnya.

Ia menambahkan, masalah utama bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga pola pikir masyarakat. 

"Banyak warga yang masih berpikir banyak anak banyak rezeki. Padahal sekarang zamannya berbeda. Banyak anak artinya biaya sekolah juga besar. Jadi harus lebih bijak," tegasnya.

Hermi mengungkapkan bahwa beberapa waktu lalu pemerintah telah menyalurkan makanan tambahan untuk balita sebagai program gizi dari pemerintah. Hasilnya cukup baik, namun ketika program berhenti, sebagian anak kembali menunjukkan tanda-tanda kurang gizi.

"Artinya, pola asuh orang tua masih jadi tantangan. Kadang anak sudah diberi makanan bergizi oleh kader, tapi ketika kembali ke rumah, pola makan tidak diperhatikan. Jadi kami benar-benar fokus mengubah mindset orang tua," imbuh Hermi.

Desa menargetkan tahun 2025 dan 2026 bisa menekan angka stunting hingga nol kasus. Selain memperkuat posyandu, pemerintah desa juga menggandeng Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, dan lembaga masyarakat lainnya untuk memperluas edukasi kesehatan keluarga.

"Kami ingin memastikan setiap anak tumbuh sehat, kuat, dan cerdas. Kalau stunting bisa ditekan, kualitas sumber daya manusia di Loa Ulung juga akan meningkat," pungkas Hermi. (ADV/Diskominfo Kukar)

Penulis: Yk/Garispena