Berita Update

(Terbaru)
Rusdi, Kades Margahayu

Kutai Kartanegara - Desa Margahayu, Kecamatan Loa Kulu, tengah menghadapi persoalan besar. Ratusan hektare sawah produktif yang selama ini menjadi sumber pangan masyarakat, kini terancam beralih fungsi menjadi kebun sawit.

Kepala Desa Margahayu, Rusdi, mengungkapkan keresahannya. Menurutnya, sebuah perusahaan perkebunan, PT Budiduta Agromakmur, berencana membuka lahan sawit di wilayah mereka. Luasnya mencapai 173 hektare, termasuk di kawasan yang selama ini digarap petani.

"Warga diminta melepas lahan mereka karena akan dijadikan kebun sawit. Padahal sawah di sini masih produktif, bahkan menjadi sumber pangan utama desa," ucapnya di Tenggarong, Jumat (18/07/2025).

Margahayu sebenarnya dikenal sebagai salah satu desa ketahanan pangan di Kukar. Ada sekitar 400 hektare sawah yang ditanami padi. Namun, dari ratusan hektare itu, hanya 33 kepala keluarga yang masih konsisten bertahan sebagai petani padi. Jika lahan semakin berkurang, dikhawatirkan masyarakat akan kehilangan kemandirian pangan.

Di sisi lain, sawit memang menggoda. Banyak warga menilai hasilnya lebih menjanjikan secara ekonomi. Berbeda dengan padi yang hanya panen beberapa kali setahun, sawit bisa memberi penghasilan rutin. Namun, pilihan ini ibarat buah simalakama. Jika semua beralih ke sawit, Margahayu akan kehilangan identitasnya sebagai lumbung pangan.

Pemerintah Desa Margahayu berharap tidak sekadar ditinggalkan dalam kebingungan. Mereka meminta agar pemerintah kabupaten turun tangan. 

"Kami tidak menolak investasi, tapi harus ada kemitraan yang adil. Jangan sampai sawah hilang begitu saja," tegas Rusdi.

Kini, masyarakat berada di persimpangan jalan antara mempertahankan sawah yang menjadi sumber pangan atau menyerah pada godaan sawit yang menawarkan keuntungan cepat.

Bagi Desa Margahayu, keputusan ini akan menentukan masa depan mereka. Apakah tetap dikenal sebagai desa ketahanan pangan, atau perlahan berubah menjadi desa sawit. (ADV/Diskominfo Kukar)

Penulis: Yk/Garispena