Berita Update

(Terbaru)
Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud.

Samarinda - Keberadaan aset daerah bernilai tinggi di jantung Kota Samarinda kembali menjadi perhatian DPRD Kalimantan Timur. Hotel Atlet yang berlokasi di kawasan GOR Sempaja dinilai memiliki potensi ekonomi besar, namun hingga kini belum memberi kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah jika tidak dikelola dengan pendekatan bisnis yang jelas.

Sorotan tersebut muncul seiring dengan berakhirnya sejumlah agenda besar yang sempat memanfaatkan fasilitas itu, salah satunya kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

Setelah kegiatan selesai, pemanfaatan hotel kembali terbatas, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan membengkaknya biaya perawatan tanpa pemasukan yang sepadan.

Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, menegaskan bahwa aset seperti Hotel Atlet tidak seharusnya dibiarkan menjadi bangunan pasif. Menurutnya, daerah membutuhkan sumber-sumber pendapatan baru untuk memperkuat kemandirian fiskal, terlebih di tengah tuntutan pengurangan ketergantungan terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.

“Hotel Atlet ini bukan aset kecil. Nilai ekonominya besar dan seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan daerah jika dikelola secara tepat,” ujar Hasanuddin, Sabtu (13/12/2025).

Ia menilai, tanpa perencanaan pengelolaan yang terukur, aset tersebut justru berpotensi menjadi beban anggaran tahunan. Biaya operasional dan pemeliharaan akan terus berjalan, sementara kontribusi terhadap kas daerah nyaris tidak terasa.

Hasanuddin juga menyinggung penunjukan Perusahaan Umum Daerah Melati Bhakti Satya (Perusda MBS) sebagai pengelola hotel oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Menurutnya, langkah itu perlu diperkuat dengan kebijakan lanjutan agar pengelolaan tidak berjalan stagnan.

“Penunjukan pengelola saja tidak cukup. Harus ada konsep bisnis yang matang dan target yang jelas,” katanya.

Ia mendorong Perusda MBS untuk tidak bekerja sendiri, melainkan membuka peluang kerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki pengalaman di industri perhotelan. Skema kemitraan dinilai dapat meningkatkan profesionalisme pengelolaan sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan.

“Banyak daerah berhasil mengoptimalkan asetnya melalui kerja sama dengan operator hotel profesional. Pola seperti ini patut dipertimbangkan agar Hotel Atlet benar-benar produktif,” tegas Hasanuddin.

Dengan pengelolaan yang lebih terarah, DPRD Kaltim berharap Hotel Atlet Sempaja tidak hanya menjadi fasilitas penunjang kegiatan sesaat, tetapi mampu berkembang sebagai unit usaha daerah yang berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi keuangan provinsi.?(ADV/DPRD KALTIM)

Penulis: Diba/Garispena.co