Desa Sebulu Modern Kembangkan Usaha Ayam Petelur Untuk Ketahanan Pangan
Kutai Kartanegara - Pemerintah Desa (Pemdes) Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menargetkan pengembangan usaha ayam petelur sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan pendapatan desa.
Kepala Desa Sebulu Modern, Joemadin, menjelaskan bahwa usaha ayam petelur dipilih karena memiliki prospek cerah di pasar lokal maupun regional. Selain kebutuhan telur yang selalu tinggi, usaha ini juga dinilai lebih stabil dibandingkan usaha sebelumnya yang dikelola BUMDes, seperti LPG Pink 20kg dan mobil sampah.
"Rencananya BUMDes akan mengembangkan usaha ayam petelur. Kami melihat peluang besar karena kebutuhan telur terus ada. Selain untuk konsumsi masyarakat desa, hasil produksi juga bisa dipasarkan ke wilayah lain," ucap Joemadin di Tenggarong, Selasa (12/08/2025).
Menurutnya, usaha sebelumnya seperti distribusi tabung gas LPG tidak berjalan optimal akibat harga yang fluktuatif. Kini, dengan adanya program ketahanan pangan dari Dana Desa sebesar 20 persen, BUMDes diarahkan untuk berfokus pada sektor pangan yang lebih menjanjikan.
"Kalau LPG dulu sempat jalan, tapi tidak bertahan. Sekarang kami mencoba usaha ayam petelur, karena lebih realistis dan bisa mendukung ketahanan pangan desa," tambahnya.
Selain itu, beberapa warga sudah memiliki pengalaman beternak ayam, sehingga diharapkan BUMDes bisa memanfaatkan potensi lokal untuk mempercepat pengembangan usaha ini.
Pemdes juga menyiapkan strategi pemasaran untuk mendukung usaha ayam petelur. Salah satunya adalah dengan menjalin kerja sama dengan Koperasi Merah Putih, yang nantinya akan membantu distribusi produk ke pasar yang lebih luas.
"BUMDes nanti fokus produksi, sedangkan pemasaran bisa dibantu koperasi. Jadi usaha ini tidak hanya berhenti di tingkat desa, tapi bisa menjangkau pasar lebih besar," jelas Joemadin.
Dengan kerja sama ini, BUMDes berharap tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berkontribusi dalam pasokan telur untuk wilayah sekitar, bahkan hingga Samarinda.
Meski memiliki rencana besar, Joemadin mengakui masih ada tantangan, terutama dalam hal permodalan dan pengelolaan operasional. Namun ia optimistis bahwa dengan manajemen yang baik, usaha ayam petelur dapat berkembang pesat dan menjadi andalan BUMDes.
"Kalau usaha ini jalan, kami yakin BUMDes bisa lebih mandiri. Selain membuka lapangan kerja, hasilnya juga bisa menambah pendapatan asli desa," ungkapnya.
Joemadin menambahkan, rencana studi banding atau âstudi tiruâ juga akan dilakukan dengan desa-desa lain yang sudah berhasil mengelola usaha ayam petelur. Hal ini penting untuk memperkuat pengetahuan pengelola BUMDes sebelum menjalankan usaha dalam skala besar.
Pemdes menegaskan bahwa pengembangan usaha ayam petelur bukan hanya soal bisnis, tetapi juga bagian dari upaya memperkuat kemandirian desa. Dengan pasokan pangan yang terjaga dan pengelolaan profesional, BUMDes diharapkan bisa menjadi pilar ekonomi masyarakat.
"Ini bukan sekadar usaha, tapi langkah nyata untuk kemandirian desa. Kami berharap ayam petelur bisa menjadi ikon baru BUMDes Sebulu Modern dalam menggerakkan ekonomi warga," pungkas Joemadin. (ADV/Diskominfo Kukar)
Penulis: Yk/Garispena.co