Berita Update

(Terbaru)
Anggota DPRD Kaltim Syahariah Mas’ud

Samarinda — Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) kembali menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan di sekolah, menyusul kasus siswa SD di Samarinda yang mengalami patah tulang akibat perkelahian di lingkungan sekolah.

Selain menilai adanya kelalaian pengawasan, anggota DPRD Kaltim Syahariah Mas’ud juga menyoroti indikasi menurunnya kedisiplinan dan profesionalisme sebagian tenaga pendidik.

Syahariah menyebut kondisi tersebut sebagai faktor yang turut memperburuk situasi keamanan dan ketertiban siswa di sekolah.

Ia menyayangkan masih adanya guru yang hadir hanya untuk memenuhi absensi, tanpa memberikan pengawasan dan pendampingan yang seharusnya menjadi prioritas utama.

“Sekarang ini, jujur saja, masih ada guru yang hanya hadir mengisi absen. Setelah menulis materi di papan tulis, mereka sibuk mengobrol atau mengurus hal lain sehingga tidak fokus pada kelas. Ini yang harus diperhatikan dan dievaluasi,” tegas Syahariah, Kamis (4/12/25).

Menurutnya, ketidakseriusan sebagian guru dalam menjalankan tugas bukan hanya merugikan siswa dari sisi akademik, tetapi juga berdampak langsung pada terganggunya keamanan dan pembinaan karakter di sekolah.

Ia menekankan bahwa guru memegang peran ganda sebagai pengajar sekaligus pengawas yang bertanggung jawab memastikan siswa berada dalam kondisi aman selama kegiatan belajar.

Syahariah mendorong Komisi IV DPRD Kaltim untuk segera menjadwalkan rapat pembahasan kasus ini, termasuk merumuskan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki kualitas pengawasan di sekolah-sekolah. Evaluasi mendalam terhadap profesionalisme guru dan sistem pengawasan internal sekolah diyakini penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.

Dengan perhatian serius dari DPRD, diharapkan sekolah-sekolah di Kaltim dapat kembali menjalankan fungsi pendidikan secara utuh: tidak hanya mengajar, tetapi juga melindungi dan membina karakter siswa secara menyeluruh. (ADV/DPRD KALTIM)

Penulis: Diba/Garispena.co