Berita Update

(Terbaru)
ilustrasi kegiatan stunting

Kutai Kartanegara - Desa Sebulu Modern, Kecamatan Sebulu, mencatat perkembangan positif dalam penanganan stunting. Jika pada tahun 2022 jumlah kasus stunting mencapai lebih dari 30 anak, kini pada tahun 2025 angka tersebut berhasil ditekan hingga tersisa sembilan anak yang masih dalam kategori terindikasi stunting.

Kepala Desa Sebulu Modern, Joemadin, menyebutkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen desa bersama puskesmas dalam memaksimalkan peran posyandu.

"Tahun 2022 ada sekitar 39 anak stunting. Syukur Alhamdulillah, perlahan menurun. Tahun 2024 sempat nol kasus, sekarang muncul lagi sembilan anak. Artinya, kita tetap harus waspada," ungkapnya di Tenggarong.

Posyandu menjadi ujung tombak dalam upaya menekan angka stunting di Sebulu Modern. Dengan lima posyandu yang ada, kader desa bersama tenaga kesehatan rutin mengadakan pemeriksaan pertumbuhan balita, pemberian makanan tambahan, serta penyuluhan gizi kepada ibu hamil.

Joemadin menjelaskan, meski beberapa posyandu masih terbatas fasilitasnya, semangat pelayanan tetap tinggi. Warga pun antusias mengikuti kegiatan kesehatan, sehingga program pencegahan stunting bisa berjalan lebih efektif.

"Posyandu jadi kunci utama. Dari sana bisa kita deteksi awal mana anak yang pertumbuhannya terganggu. Jadi walau fasilitas ada yang masih menumpang, pelayanan tetap maksimal," tambahnya.

Meski angka kasus sudah jauh menurun, desa tetap menghadapi tantangan. Menurut Joemadin, stunting kembali muncul karena faktor kelahiran baru dan masalah gizi yang dialami beberapa keluarga.

"Namanya desa, tiap tahun ada kelahiran baru. Kadang ada yang gizinya kurang, akhirnya terindikasi stunting. Tapi yang penting, kasusnya tidak lagi tinggi seperti dulu," jelasnya.

Pemerintah Desa Sebulu Modern menegaskan bahwa penanganan stunting tetap menjadi program wajib setiap tahun. Selain memperkuat peran posyandu, desa juga terus menggalakkan penyuluhan gizi, pemberdayaan kelompok wanita tani (KWT), dan kolaborasi dengan pihak puskesmas.

Dengan tren penurunan kasus stunting, Desa Sebulu Modern menargetkan angka tersebut bisa kembali ditekan hingga nol. Joemadin optimistis, dengan kerja sama semua pihak, target itu dapat tercapai.

"Kalau kita kompak, saya yakin bisa kembali nol kasus seperti 2024. Kuncinya ada di peran posyandu dan kesadaran orang tua menjaga gizi anak," pungkasnya. (ADV/Diskominfo Kukar)

Penulis: Yk/Garispena.co