Berita Update

(Terbaru)
Anggota DPRD Kaltim dari fraksi PDI Perjuangan Sugiyono.

Samarinda - Isu stunting kembali menjadi perhatian di Kalimantan Timur setelah sejumlah daerah melaporkan kesulitan intervensi akibat keterbatasan anggaran dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan. Anggota DPRD Kaltim dari fraksi PDI Perjuangan Sugiyono, menegaskan bahwa masalah ini tidak boleh tersisih meski kondisi fiskal daerah sedang tertekan.

Ia menilai penanganan stunting memerlukan pendekatan yang lebih tajam, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah yang tinggal di pedesaan.

“Stunting itu tidak bisa ditangani dengan program umum saja. Kita harus tahu siapa yang paling rentan dan apa kebutuhannya,” ujar Sugiyono, Senin (8/12/2025).

Menurutnya, pemutakhiran data menjadi kunci agar bantuan gizi spesifik dan sensitif bisa benar-benar tepat sasaran. Ia mencontohkan bahwa tanpa data yang akurat, intervensi bisa meleset dan tidak memberikan dampak maksimal.

“Data itu fondasi. Kalau datanya kuat, intervensinya tidak salah alamat,” tegasnya.

Sugiyono juga meminta pemerintah memastikan layanan gizi dan fasilitas kesehatan mudah dijangkau oleh warga pedesaan. Ia menilai akses yang sulit sering menjadi penyebab program pencegahan tidak berjalan optimal.

“Warga yang jauh dari layanan kesehatan sering tidak terlayani. Ini harus dibenahi jika kita serius menurunkan angka stunting,” katanya.

Meski anggaran pemerintah mengalami tekanan, Sugiyono menegaskan stunting tidak boleh dipandang sebagai isu tambahan. Baginya, keberhasilan menekan stunting berkaitan langsung dengan kualitas generasi Kaltim di masa mendatang.

“Ini bukan sekadar program, ini soal masa depan anak-anak kita. Jangan sampai anggaran ketat membuat kita mengabaikannya,” jelasnya. (ADV/DPRD KALTIM)

Penulis: Diba/Garispena.co